Friday, June 4, 2010

Fool me once

It's a terrible thing to realize...but I've come to see that all people do to one another is cause pain. Mental and physical, on purpose or by accident. It's inevitable.

All we can do is be kind and respect to each other, and show the one's we love our appreciation for what they do for us, not just say it.

Of course, we all make mistakes down the windy road and should be forgiven, but forgiveness can only be given so many times before trust is completely diminished. How can you be close to someone you can't trust anymore?


Fool me once shame on you...

Thursday, June 3, 2010

Say no to cigarette

actually i dunno what i hv to say. just knew that so many people cant take care themselves knowing that we only have once for living. we know that our organ can be said as the subject of our activities. ya, heart and lung are most important for a life. when you get stuck your blood circulation while you get broken lung by cigarette, what poor you are ! my friends in office are so inspirative for me to write about it now. i really hate smoking. i do hate cigarette! you dunno what you will get as the drawback 20years later. see ? many victims but people cant learn from what reality that just happened around. i only wanna know what people think when they suck a piece of cigarette and let the smoke plus the fumes fly away then make other people get the bad effect of it. huf :( one day when you realize how dangerous cigarette is, i hope you are not so late to let that bad habit away and stop doing that. dont u think your family ? when time is up and you have to walk away, dont u regret coz of your doing in previous. i hv to say that i hate to lose anyone i love. moreover it's caused by that thing. i hope, it will be no more. and also my friends either. try to stop it guys, at least you do that for your family, not for yourself nor me.

Wednesday, June 2, 2010

Prayer (from The Prophet)



by Kahlil Gibran
(1883-1931)



Then a priestess said, Speak to us of Prayer.
And he answered, saying:
You pray in your distress and in your need; would that you might pray also in the fullness of your joy and in your days of abundance.

For what is prayer but the expansion of yourself into the living ether?
And if it is your comfort to pour your darkness into space, it is for your delight to pour forth the dawning of your heart.
And if you cannot but weep when your soul summons you to prayer, she should spur you again and yet again, though weeping, until you shall come laughing.
When you pray you rise to meet in the air those who are praying at that very hour, and whom save in prayer you may not meet.
Therefore let your visit to that temple invisible be for naught but ecstasy and sweet communion.
For if you should enter the temple for no other purpose than asking you shall not receive:
And if you should enter into it to humble yourself you shall not be lifted:
Or even if you should enter into it to beg for the good of others you shall not be heard.
It is enough that you enter the temple invisible.

I cannot teach you how to pray in words.
God listens not to your words save when He Himself utters them through your lips.
And I cannot teach you the prayer of the seas and the forests and the mountains.
But you who are born of the mountains and the forests and the seas can find their prayer in your heart,
And if you but listen in the stillness of the night you shall hear them saying in silence,
"Our God, who art our winged self, it is thy will in us that willeth.
It is thy desire in us that desireth.
It is thy urge in us that would turn our nights, which are thine, into days which are thine also.
We cannot ask thee for aught, for thou knowest our needs before they are born in us:
Thou art our need; and in giving us more of thyself thou givest us all."

Saturday, May 29, 2010

formspring.me

Ask me anything http://formspring.me/naomippuchino

Tuesday, May 25, 2010

Kuatkan aku Tuhan…

Hari ini, mungkin hari yg paling berat dalam hidup sy.
Sy tau, ngga selamanya apa yg kita rencanakan adalah apa yg Tuhan rencanakan.
Tapi kenapa harus sesakit ini Tuhan ?

Rasanya sy ngga mampu Tuhan, sy ngga mampu.
Tubuh ini lemah tak berdaya.
Bibir ini bisu seketika.
Mata ini sulit tuk dipejamkan.
Dan dada inipun sesak saat mendengar itu.
Tpi sy hrus mampu.
Dan untuk menerima kenyataan itu bukan sesuatu yg mudah sperti membalikkan telapak tangan.
Air matapun sudah tak mampu lgi menetes.
Kuatkan aku Tuhan…
Apapun yg terjadi, sy percaya itu yg terbaik menurutMu.
Dan tidak ada cinta di dunia ini setulus cintaMu dan cinta seorang Ibu.
Sy serahkan hati ini padaMu Tuhan.
Untuk Kau kuatkan dengan tanganMu.
Dan untuk Kau obati dengan kasihMu.
Kuatkan aku Tuhan…
Jika memang ini yg terbaik, biarkan semuanya bejalan dengan rencanaMu.
Ikhlaskan hati ini Tuhan.
Dan relakan diri ini untuk menerima kehendakMu.
Walaupun harus sesakit ini yg sy rasakan.
Kuatkan aku Tuhan…
Karena ku tau, Kau tak akan pernah meninggalkan aku di kegelapan.
Kau tak akan pernah membiarkan aku hingga jatuh tergeletak tak berdaya.
And You are the only Thing that will always besides me.
Kuatkan aku Tuhan…
Berkati kemanapun kaki ini melangkah,
Hati ini bersandar,
Dan tangan ini menggenggam.
Karena kasihMu selalu ada.
Kuatkan aku Tuhan…

Monday, May 24, 2010

Apologize-One Republic


I'm holding on your rope,
Got me ten feet off the ground
I'm hearin what you say but I just can't make a sound
You tell me that you need me
Then you go and cut me down, but wait
You tell me that you're sorry
Didn't think I'd turn around, and say...

It's too late to apologize, it's too late
I said it's too late to apologize, it's too late

I'd take another chance, take a fall
Take a shot for you
And I need you like a heart needs a beat
But it's nothin new
I loved you with a fire red-
Now it's turning blue, and you say...
"Sorry" like the angel heaven let me think was you
But I'm afraid...

It's too late to apologize, it's too late
I said it's too late to apologize, it's too late

Bridge (guitar/piano)

It's too late to apologize, it's too late
I said it's too late to apologize, it's too late
It's too late to apologize, yeah
I said it's too late to apologize, yeah-
I'm holdin on your rope, got me ten feet off the ground...

Sedih Yang Tak Berujung...

“Put, sebenarnya dari dulu, aa ngga pernah sayang sama kamu. Aa Cuma sayang sama Yolla,” Satria memandangku haru saat mengucapkan kalimat itu. Aku hanya bisa terdiam terpaku sambil menitikkan air mata setetes demi setetes. Satria lalu beranjak dari tempat duduk yang sedang kami duduki. Di depan kelas X.1 ini, pertama kalinya ia menghampiriku dan menyatakan perasaannya padaku. Sekarang ia berpamitan. Bukan kalimat yang biasanya ia lontarkan padaku, seperti “Sampai besok, yank” atau “Aa sayang sama kamu, yank”, tetapi “Selamat tinggal”. Lalu ia berjalan, melangkah pelan dan pergi dengan memunggungiku. Aku tak tahu, apa ia juga merasakan apa yang aku rasa sekarang.

Air mataku terus mengalir, seperti tidak ada lampu merah untuk kesedihanku ini. Aku tidak bisa memerima kenyataan ini. Suara gemuruh tiba-tiba datang, awan menjadi gelap, dan air hujanpun turun, membasahi tubuhku.
“Cinta emang kejam, Put”, ujar Bahjatul, sahabat karibku. Ia memberikan jaketnya padaku. Aku tetap menggigil kedinginan. Aku hanya bisa menunduk, terpaku seperti kayu yang tak bernyawa. Rasanya aku ingin sekali bertanya kepada langit, “Mengapa ini terjadi padaku?”. Lalu Bahjatul memelukku, “Put, ngga selamanya cinta bisa bikin kita bahagia”, ujarnya dengan lembut. Bahjatul adalah salah satu sahabatku yang lebih senang memilih untuk men-jomblo.

Keesokan harinya, aku masih merasakan hal yang sama, sepertinya sedihku ini tidak akan pernah ada ujungnya. Sepulang sekolah, aku dan Bahjatul mencari bahan tugas di internet. Kami ng-net di Star-net ( salah satu warung internet yang letaknya tak jauh dari sekolah kami ). Tanpa sengaja, aku melihat Satria, dan hatiku memaksaku untuk berbicara dengannya. Lalu aku menghampirinya perlahan. “A, apa benar, selama ini aa cuma sayang sama Yolla? Terus selama ini kita jadian, aa ngga pernah sayang sama aku?”, tanyaku padanya. “Iya!”, Satria menjawab pertanyaanku dengan tegas. Aku sangat terkejut, dan aku tak mampu menahan air mata. Dengan air mata yang menitik, aku pergi meninggalkan warnet itu.

Malam harinya, aku mencoba mengingat kenanganku bersama Bahjatul. Saat kami pergi bersama, melakukan wisata kuliner, dan hal-hal menarik lainnya. Ya…setidaknya, ingatan itu dapat membuatku melupakan Satria untuk sesaat. Ya, hanya sesaat! Aku memandangi langit-langit kamarku sambil sesekali menitikkan air mata.
Tidak ada yang tahu, betapa aku sangat kehilangan Satria. Dan aku terlalu pengecut untuk memintanya agar mempertahankan hubungan kami yang sudah sangat rapuh itu. Aku hanya bisa berusaha menjalani semuanya dengan lapang dada. Aku selalu berpikir, bahwa segala sesuatu yang terjadi padaku adalah takdirku yang diberikan oleh-Nya. Mungkin Tuhan tidak berkehendak dengan hubungan kami. “Tapi, mengapa harus begini? Mengapa ia tak jujur dari awal? Mengapa ia harus menipu perasaannnya sendiri?”, tanyaku dengan sangat sesal. Selama ini aku merasa kami cocok dan kami saling menyayangi. “Tapi, mengapa kenyataannnya tidak?”
Aku mengatur nafas sejenak, yang mulai sesak karena tangis. Tak ada lagi dering telpon atau sms cinta yang Satria kirim padaku. Aku mencoba menghilangkan air mataku dan mencoba untuk memejamkan mata. Tapi, tetap saja aku tidak bisa tidur. Berharap hanphone-ku berbunyi, karena telpon atau sms darinya. Namun, ternyata semua itu hanya khayalku.
Lalu aku memaksa tubuhku beranjak dari tempat tidur, mengutak-atik HP dan mendengarkan NSP ( Nada Sambung Pribadi ) di HP Bahjatul.

Ingin aku, kau genggam hatiku
Simpan di dalam lubuk hatimu
Tak tersisa, untuk diriku
Habis semua rasa di dada
Selamat tinggal
Kisah tak berujung
Kini ku kan berhenti berharap
Perpisahan kali ini untukku
Akan menjadi kisah
Sedih yang tak berujung

Ternyata, ia memasang “Sedih tak berujung” milik Glenn ♫♪♫♪♫. Aku mendengarkan lagu itu berulang-ulang. Dan lama-kelamaan, aku menyadari, bahwa lagu itu benar-benar mengisahkan kisah cintaku. Karena sudah berkali-kali aku menelponnya, lalu Bahjatul mengirim pesan padaku. “Ada apa, Put?”, tanyanya. “Aku masih merasa sakit, Bahjatul. Kenapa harus aku?”. “Put, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Semua pasti ada hikmahnya. Dan…lebih enak nge-jomblo kaya aku gini!”. Aku tak mampu lagi membalas smsnya.

Di sekolah, tak sepatah katapun yang dapat kuucapkan. Rasanya lidahku terkunci rapat dan tak ada satu orangpun yang mempunyai kunci itu. Sampai akhirnya, aku memberanikan diri untuk berbicara dengan Yolla. “Yoll, kamu tahu ngga?”. “Apa? Kamu masih baik-baik aja kan sama Satria?”, tanyanya dengan senyum. “Ngga Yoll, semuanya udah selesai”, ujarku dengan nada merendah. Yolla menepuk punggungku. Dia terus menemaniku selama jam pelajaran. Lalu aku mengatakan yang sebenarnya, bahwa dirinyalah yang menjadi penyebab semua ini. Ia meminta maaf padaku, tapi maafpun tak cukup untuk mengembalikan Satria ke sampingku.

Seminggu telah berlalu, tapi, pikiranku belum bisa lepas dari ingatan Satria. Dia adalah seorang laki-laki yang selalu perfect di mataku, dan aku takkan pernah mampu untuk melupakannya begitu saja. Hari ini adalah hari ulang tahun Yolla. Aku dan Bahjatul membicarakan hal itu, saat kami bermain di Timezone.”Put, udahlah… Mau sampai kapan kamu diemin Yolla? Apa Yolla tahu, kalau Satria selama ini ngebohongin kamu?. “Tapi Tul, ini tuh lebih ngga adil buat aku!!”. “Ya, aku ngerti perasaan kamu, tapi satu yang aku minta. Please, lupain masalah ini dan coba buka hati kamu buat orang lain, Put”. “Baik, aku akan coba itu”, jawabku dengan ragu.
Setelah lama bermain, kami memutuskan pergi ke Toko Kaset untuk membeli kaset Glenn. Dalam perjalanan ke Toko Kaset, kami bertemu dengan Yolla. “Loh, Yolla! Lagi apa disini? Hayooo, sama siapa?”, tanya kami dengan usil. Tiba-tiba reaksi wajah Yolla langsung berubah. Ia seperti orang yang sedang gugup dan cemas. “E..e…eng..engga kok!! Engga sama siapa-siapa. Maaf, aku duluan ya!”, jawabnya sambil terburu-buru pergi. Tak terlintas sedikitpun kecurigaanku terhadap sikap Yolla.

Lalu kami melanjutkan perjalanan. Sesampainya di Toko Kaset, aku melihat Yolla dengan Satria. Mereka bergandengan tangan! Disitu, aku merasa menjadi wanita yang sangat bodoh. “How could it be??”, tanyaku dalam hati. Aku terlalu bodoh untuk dihianati mantan kekasih dan teman curhatku sendiri! Tadinya sempat terlintas di benakku untuk meminta maaf kepada Yolla, namun sekarang aku rasa, itu tidak perlu. Akupun beranjak pergi dari tempat itu. Dan sejak itulah, aku bertekad untuk melupakan Satria dan menghapus semua tentangnya dari kehidupanku, begitupun dengan Yolla!

PS : Cerita di atas cuma cerita pendek hasil karya gue. Gue suka ceritanya dan terbukti gue dapet nilai 98 di pelajaran Bahasa Indonesia kelas 2 SMA gara gara bikin ni cerpen. Wkwkwkwkwk.
 

Life is Practical but so Classical © 2008. Design By: SkinCorner